Sunday, March 23, 2008

Alter EGO

Langit mendung menyelimuti udara jogja sore itu. Matahari yang meulai terkantuk menunggu datangnya bulan untuk mengganti jaga. Di sebuah coffee shop, Sissy bersama kakaknya terlihat asik berbincang di temani secangkir kopi.

Sissy menyeruput kopinya, lalu sambil meletakaan kembali ke meja dia melihat lagi ke ara Erlo.
"Kak, gw bener-bener ga tau apa yang harus gw lakukan. Gori itu..." kalimat sissy berhenti saat dia mencari kata yang tepat untuk melanjutkannya. "Dia itu...benar-benar aneh."

"ha?!" Erlo terperanjak. "Maksud lo aneh gimana, Sis?"

"Gimana ga aneh? dia suka ma cewe lain, semua dia ceritakan ke gw. Secara lo tau kan, Lo, Putri mo di taro mana?"

"Lah, kan dia ama Rasya juga lagi ga jelas? Kalo gw sebagai cowo sih ngerasa wajar dia ngelakukan itu. Gw juga tau Gori. Dia adalh korban, bukan pemangsa. Kalo hatinya udah berpindah kelain hati karena kelakuan Rasya, keknya itu bukan salah dia deh."

"Iya, Lo. Gw ngarti. tapi yang bikin gw ngerasa aneh, gini...." SIssy berhenti sebentar, memindahkan tissue yang menemani cangkir kopinya sambil mencoba menyusun kata yang tepat.
"Minggu kemaren, nih kak, gw ngejemput dia nih di Paris, dia lagi ngelamun gitu sendirian. Saat itu tuh gw bener-bener ngerasain sebuah cinta dalam hati yang remuk redam. Gimana cintanya dia sama nih cewe yang ga pernah mau dia kasi tau ke gw. Padahal tuh, kalo gw tau orangnya yang mana, kan gw bisa banget ngebantuin dia. Nyomblangin dia deh paling ga. Tapi dia ga pernah mau."

"Mungkin dia ga mau di comblangin kali, Sis" ujar Erlo singkat.

"Bukan itu masalhnya, kakakkkkk." Jawab sissy panjang. " Masalahnya, waktu gw balik nih dari Paris, di mobilnya tuh ada foto aku!!!"

"Loh, Apa salahnya atuh, Sissyyy. Kamu toh temen deketnya banget."

"Itu tuh di dalam kotak CD yang dia bilang lagunya tuh cewe itu banget deh..."

Sementara Erlo terdiam dalam pemikirannya, Sissy melanjutkan.

"Secara yah, gw ga pernah ngasi foto gw, kita foto bareng aja ga pernah. but, itu foto di fs gw. Benernya sih, kak saat itu gw pengen nanya. tapi dia jadi keki gitu abis ngeliat gw ngeliat tuh foto."

Erlo mengetuk-ngetuk dagunya dengan jari telunjuk. Suatu sikap Erlo yang paling sering di keluarkan kalo dia mulai curiga sama sesuatu hal.
"Barangkali cewe itu ga ada, Sis?!!"

"Ga ada gimana coba? Secara si Gory tuh udah hampir gila gara-gara ni cewe yang gw juga ga tau namanya."

Erlo tersenyum kepada Sissy. Senyuman mengejek yang membuat sissy risih.

"Lah....Dianya malah senyum jelek gitu!!! Napa sih??" Tanya Sissy penasaran.

"Ga kok!" Jawab Erlo dengan senyumannya tadi.

Beberapa saat mereka berdua terdiam. Sissy memutar-mutar cangkir kopi didepannya. Setelah meletakan Cappuchinno yang baru saja di seruputnya, Erlo melanjutkan.
"Sis, gw mo nanya nih."
"Apaan?" jawab sissy singkat

"Tapi jangan mikir jauh-jauh dulu ye...gw cuma mo nanya sebagai kakak lo nih..."
"Apaan sih??" sissy mulai curiga.

"Menurut lo gimana nih cewe yang di gebet gorry?"
Kening sissy mengerut memperhatikan Erlo, kakaknya. "Maksud lo, Lo?"

"Ga...Dari ceritanya Gorry nih, menurut lo cewenya itu gimana gitu orangnya?"
"Menurut gw?"
Erlo hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan Sissy barusan.
"Menurut gw sih, orangnya bener-bener baik, cantik, manis. gitu deh... Apaan sih?"
"Trus??!!" tanya Erlo lagi?
"Ya gitu deh. Abisnya Gorry bisa sampe kaya gitu sih. Masa orang kaya Erlo mo bilang sayang aja sampe ga berani sih? Secara dia tuh orangnya cuek. Tapi sama cewe yang ini nih, dia bisa sampe takut di tolak gitu...kan aneh! Emang napa, sih?!"

"Nah lo gimana?"
"Gimana apanya coba? Ya ga gimana-gimana lah!"
"Perasaan lo tau kalo gorry lagi jatuh cinta gitu?"
"Halah...gw mah seneng dia bisa sayang sama orang. seenggaknya kan dia bisa menyalurkan rasa sayang YANG KATANYAAAAAAA meluap-luap dihatinya...hehehe"
Mereka tekekeh kecil.
"Bener lu seneng?" Tegas Erlo lagi.

Sissy memalingkan pandangannya jauh keluar jendela kaca coffee shop itu. Setelah beberapa saat, dia menjawab tanpa mengalihkan pandangannya.
"Sebenernya sih, ya kak, aku ga seneng."
"Loh napa?" tanya Erlo lagi

"Aku mungkin iri kali ya."
"Iri gimana, ah sis?"
"Habis, si cewe itu ga tau sih dia di sayangin banget sama cowo sepenyayang gorry."
"Cieh...sepenyayangggg..." celetuk Erlo.
Sissy hanya tersenyum, lalu melanjutkan."kalo aku jadi cewenya, pasti aku mancing gorry biar berani bilang perasaannya ke aku. Abis tu tinggal buktiin. Eh...malam ni cewe pacaran ma cowo lain, curhatnya sama Gorry."

Erlo tersenyum kecil. Sissy melanjutkan lagi.
"Lah gw, secara gw kalo sayang ma orang, pasti orangnya itu ga sayang ma gw. Benernya gw sama Gorry sama aja sih."

"Lu ga sayang sama gorry??!"

Dengan cepat sissy memalingkan wajahnya ke kakaknya, Erlo sambil melotot. beberapa detik kemudian Sissy mulai tertunduk melihat ke dalam cangkir kopi vanilanya yang tinggal setengah lagi.
Dengan suara yang hampir tidak kedengaran, Sissy berkata,"Sebenernya aku sayang sih sama gorry,"
Sissy melihat lagi ke arah Erlo dan dengan cepat menimpali kalimat tadi, "tapi sebagai teman!"

"Oooo...sebagai teman ya, sis?"
"ya iya lah!!! Trus mo gimana?"
Erlo tidak menjawabnya. Dia tetap menunggu kata-kata yang tidak di keluarkan Sissy.
Sissy mengerti apa yang ada di benak kakaknya saat itu. Dia menambahkan,
"Gorry tuh lagi seneng ma cewe lain atuh, kakakku Erlo!! NGapain juga aku ngarep, ah..."

Erlo tersenyum puas mendengar perkataan sissy yang memiliki arti yang lebih dalem dari yang terdengar.
"Trus kalo ternyata cewe itu ga ada, sis? Kalo ternyata tuh sebenarnya yang selama ini diceritain sama Gory itu benernya elu ndiri gimana?"

"Hahaha" Sissy tertawa. "Ya ga mungkin lah, kakakku sayang yang suka ngayal! Gw itu bukan tipenya Gorry."

"Tapi elu suka kan sama Gorry? Lu pengen kan di sayang kaya gimana gorry menyayangi cewe khayalannya itu?"

"Gw emang pengen disayangin kaya gitu. Tapi ga mungkin Gorry, kakak!"

"Lu mikir deh!" balas Erlo singkat. Lalu dia menghabiskan cappuchinno yang tersisa dalam cangkirnya. "Mas Suban! Aku minta billnya ya"

"Oh, ntar ya, mas Erlo!" suara mas Suban terdengear mengiyakan.

"loh, udahan?!" Tanya sissy.
"Lah mo ngapain lagi? kan elu udah selesai curhatnya."
"Lah, emang kesini mo curhat??!! Gw kan mo minum kopi. Ntar ah, kak!" pinta Sissy.

Mas suban dateng membawa tagihan dan meletakkannya di depan Erlo.
"Lagian udah malam, atuh, Sis." ujar Erlo sambil meletakkan selembar uang duapuluhan keatas nampan tempat tagihan tadi. "Makasih ya, mas." ucapnya pada Mas Suban sambil menyerahkan nampan itu

"Sama-sama, Bos" Jawab mas Suban dengan senyuman lalu berbalik meninggalkan mereka.
Sissy menghabiskan cepat-cepat kopinya dan membereskan barangnya.
"Uhhh....cepet amat, sih" gerutu sissy. "Masih juga jam segini."
"Ayuk ah" Paksa Erlo sambil dia berdiri dari tempat duduknya.
Dengan berat sissy menenteng tasnya dan berdiri dari kursinya lalu mereka beranjak meninggalkan coffee shop tersebut.

------------------------------------------
----------The Alter Ego------------
---------------of------------------------
---------------me----------------------
-----------------------------------------
------------The End-----------------
-----------------------------------------

No comments: